
Pendahuluan
Pempek Palembang bukan sekadar makanan—ia adalah jiwa budaya Sumatera Selatan yang telah menjadi ikon nasional. Setiap gigitan kapal selam atau lenjernya menyimpan cerita panjang sejak era Kesultanan Palembang Darussalam. Di artikel ini, kita akan menyelami sejarah autentik "mpek-mpek" yang bertahan 4 abad, mengapa ia begitu istimewa, dan bagaimana Anda bisa merasakan warisan rasa ini langsung dari dapur Pempek Honey.
Asal-Usul: Cerita Rakyat yang Melegenda
Berdasarkan manuskrip Kitab Tembo, pempek lahir di lingkungan Kesultanan Palembang sekitar abad ke-16. Saat itu, Sultan Mahmud Badaruddin II gemar menyantap hidangan berbahan ikan sungai Musi. Konon, seorang imigran Tionghoa bernama Putri Ni mencoba berinovasi. Ia mencampur daging ikan gabus yang dihaluskan dengan tepung sagu, lalu disajikan dengan kuah cuka pedas (cuko).Hidangan sederhana ini langsung memikat lidah sang Sultan. Warga Kuto Batu—permukiman tua di tepi Musi—lalu menyebutnya "kelesan" (makanan dari ikan). Namun, para pedagang Tionghoa yang menjajakannya kerap dipanggil "pek … pek" (paman/panggilan ke orang Tionghoa). Dari situlah lahir istilah "empek-empek" atau "pempek".
Evolusi Resep: Tradisional vs Modern
Era 1800-an:
- Pempek dibentuk manual, direbus di periuk tanah liat.
- Cuko diracik dari ebi (udang kering), cabe rawit, dan asam jawa.
Era 2000-an:
- Ikan tenggiri menggantikan gabus karena teksturnya lebih kenyal.
- Tepung sagu dicampur tapioka untuk efisiensi biaya.
- Cuko modern memakai gula aren untuk keseimbangan rasa.
Filosofi Nama "Empek-Empek": Simbol Akulturasi Budaya
Nama "empek-empek" adalah bukti harmoni multikultural Palembang:
- "Empek" dari panggilan ke lelaki Tionghoa (pek = paman).
- "Pempek" hasil pelafalan Melayu Palembang yang khas.
Bahkan di Belanda dan Jepang, kuliner ini tetap disebut "empek-empek"—bukan fish cake. Ini membuktikan: pempek bukan cuma makanan, tapi identitas yang dijaga turun-temurun.
Penutup: Dari Dapur Sultan untuk Dunia
Pempek Palembang adalah living heritage—hidangan yang bertahan karena cinta pada tradisi. Ia tak hanya mengenyangkan perut, tapi juga merajut identitas bangsa.Rasakan sendiri legenda yang abadi ini:
👉
Order Pempek Tenggiri Autentik Kami di sini — dijamin *100% resep turun-temurun*!